Makna Mome’ati dalam Perspektif Generasi Z

Abstract

Upacara tradisional adalah ekspresi budaya yang mencerminkan sistem nilai, norma, dan kepercayaan masyarakat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu tradisi budaya yang masih bertahan di Gorontalo adalah upacara Beati atau Mome’ati, ritual bagi wanita muda yang mengalami menstruasi pertama mereka sebagai simbol transisi menuju kedewasaan. Tradisi dengan makna simbolis ini mencerminkan perlindungan orang tua, pendidikan moral, dan penguatan identitas perempuan. Namun, makna dan simbol upacara ini mengalami kesenjangan dan pergeseran makna oleh Generasi Z saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi pemahaman Generasi Z tentang simbol dalam upacara Kenabian, khususnya dalam prosesi, alat, bahan, dan teks yang digunakan; dan (2) mengkaji pergeseran makna upacara Kemasyhuran dalam perspektif budaya dan1 Generasi Z. Data dalam penelitian deskriptif kualitatif ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat, orang tua, dan remaja putri Generasi Z yang terlibat dalam tradisi ini. Berdasarkan analisis, sebagian besar Generasi Z memiliki pemahaman yang terbatas tentang simbol-simbol dalam upacara, meskipun tidak terdapat pergeseran makna yang signifikan, terutama dalam interpretasi simbol dan nilai-nilai spiritual. Namun, karena pengaruh modernisasi dan perubahan gaya hidup, telah terjadi penyederhanaan dan penafsiran ulang makna Mome’ati. Tradisi ini masih memiliki makna sebagai media untuk belajar tanggung jawab dan kedewasaan bagi remaja putri, meskipun secara bertahap berubah seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pendidikan kontekstual dan adaptif untuk menjaga nilai budaya asli tradisi Mome’ati agar relevan dan dipahami oleh generasi berikutnya.