Peran Anggota PWI Gorontalo dalam Penerapan Pedoman Pemberitaan Ramah Anak pada Pemberitaan
Keywords:
Kekerasan Seksual, Perempuan, Pembungkaman, Film, Analisis Wacana Kritis PWI Gorontalo, Pedoman Reposting Sensitif Anak, Etika Jurnalisme, Peran Gatekeeping, Pemberitaan Sensitif AnakAbstract
Kemajuan teknologi digital telah meningkatkan akses informasi secara signifikan; namun, hal ini juga menghadirkan tantangan baru, khususnya dalam pelaporan berita yang melibatkan anak-anak. Media massa memainkan peran penting dalam menegakkan standar pelaporan yang etis, termasuk menerapkan Pedoman Pemberitaan Sensitif Anak (PPRA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gorontalo dalam menegakkan PPRA, khususnya dalam mendukung jurnalis dalam menghasilkan berita yang melindungi hak-hak anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Berdasarkan Teori Gatekeeping White, penelitian ini menyoroti peran penting PWI dalam memilih, menyaring, dan menyebarluaskan konten berita yang sensitif terhadap anak. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa anggota PWI Gorontalo bertindak sebagai fasilitator, menyelenggarakan sesi pelatihan dan diskusi untuk meningkatkan kompetensi jurnalis dalam melaporkan isu-isu yang berkaitan dengan anak. Selain itu, PWI adalah mediator, bekerja sama dengan lembaga terkait untuk memastikan kepatuhan PPRA. Meskipun PWI tidak secara formal mengawasi konten media, PWI memberikan panduan dan peringatan ketika terjadi pelanggaran PPRA. PWI juga aktif melakukan kampanye penyadaran, orientasi, dan program pelatihan, termasuk uji kompetensi jurnalis. Dengan demikian, peran PWI lebih dari sekadar pengembangan kompetensi, karena PWI juga membangun sistem pendukung yang memperkuat praktik jurnalistik yang etis dan bertanggung jawab.